Kamis, 18 April 2013

Mencintainya

Hujan...
Satu kata yang mewakili ribuan rintik air yang jatuh kebumi


Hujan...
Seakan tau apa yang kurasakan,
bagai deruan tetes air mata sang penyair

pencurahan rasa sedih bercucuran air mata..

Bahkan hujanpun tau betapa sedihnya aku..

Kehilangan ia yang begitu ku cinta..

Tau bahwa ia hanya menganggapku temannya..

Tau bahwa ia tak memandangku sebagai wanita..

Tau bahwa ia menghiraukan rasa cintaku..

Dan saat ia terluka, ia berpaling padaku..

Mencurahkan, menumpahkan segala keluh kesahnya padaku..

Bahkan hujanpun tau, senyum itu ku paksakan..

Demi ia yang kini terlihat rapuh..

Bahkan hujanpun tau, aku sakit..
Tapi satu kalimat dihatiku..


"aku tetap mencintainya"


restu agustini
18-04-2013

Minggu, 14 April 2013

season


season
1)   Musim di daerah tropis 
§  Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini.
Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam wilayah dwimusim.
Gejala ENSO dikenal dapat memperpanjang durasi musim ini sehingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan.

§  Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.


2)          Musim di daerah subtropik
§  Musim semi adalah satu dari empat musim di daerah nontropis, peralihan dari musim dingin ke musim panas.
Di belahan utara bumi, musim semi dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni , sementara di belahan selatan bumi musim semi dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember . musim semi terjadi setelah musim dingin, dimana tumbuh-tumbuhan mekar kembali, karna itulah musim semi juga disebut "musim bunga". musim semi membuat siang hari menjadi lebih panjang daripada malam hari. hawa di musim semi biasanya terasa hangat karna menjelang musim panas. berbeda dengan musim gugur yang udaranya terasa dingin karna menjelang musim dingin.

§  Musim panas adalah salah satu musim di negara berhawa sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda.
Di belahan utara bumi, musim panas dimulai sekitar tanggal 21 Juni hingga 23 September, sementara di belahan selatan bumi musim panas dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga 21 Maret.
Di banyak negara, musim panas adalah musim liburan sekolah. Pada musim ini orang-orang di negara-negara subtropis tersebut biasa ke pantai untuk berjemur. Selain itu, pada musim panas buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan umumnya sedang pada masa pertumbuhan penuhnya.


§  Musim gugur adalah salah satu dari empat musim di daerah beriklim sedang, dan merupakan masa peralihan dari musim panas ke musim dingin.
Dalam zona beriklim sedang di bumi, musim gugur merupakai musim panen bagi tanaman-tanaman yang ditanam atau bersemi pada musim semi, dan pepohonan peluruh meluruhkan daun-daunnya (sehingga disebut sebagai musim gugur atau rontok). Musim gugur biasanya dimulai setelah terjadinya ekuinoks dengan pergerakan matahari meninggalkan zona tersebut. Panjang hari menjadi semakin singkat dan suhu mulai menurun. Musim ini juga ditandai dengan meningkatnya presipitasi.
Di belahan utara bumi, musim gugur kalender/astronomi berlangsung sejak tanggal 23 September (ekuinoks ke selatan) hingga 21 Desember, sementara di belahan selatan bumi musim gugur dimulai tanggal 21 Maret (ekuinoks ke utara) dan berakhir tanggal 21 Juni. Dari sudut pandang meteorologi, musim gugur dimulai pada tanggal 1 September dan berakhir 30 November untuk belahan utara bumi, sedangkan untuk belahan selatan dimulai tanggal 1 Maret dan berakhir 31 Mei. Sistem penanggalan lain memiliki kriteria awal yang berbeda, misalnya kalender Irlandia yang mengikuti putaran Keltik menghitung bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober sebagai musim gugur.
Meskipun hari-hari mulai memendek di bulan Juli atau Agustus di belahan utara bumi dan dalam bulan Januari dan Februari di selatan, biasanya pada September atau Maret matahari terbenam lebih awal.


§  Musim dingin atau musim salju ialah saat paling dingin di bumi. Merupakan salah satu dari 4 musim di negeri-negeri yang beriklim subtropis dan sedang.
Di belahan utara bumi, musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Desember hingga 21 Maret, sementara di belahan selatan bumi musim dingin dimulai sekitar tanggal 21 Juni hingga 23 September.



sumber : wikipedia, ensiklopedia bebas







la nina dan el nino

la nina dan el nino 

El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ketika El Nino terjadi suhu di laut Pasifik relatif lebih tinggi dari normalnya sehingga awan hujan lebih banyak terbentuk di laut Pasifik, demikian juga curah hujanya. Arah anginya menjauh dari wilayah Indonesia.Laut di Indonesia relatif lebih dingin sehingga Indonesia timur curah hujanya di bawah normal. Pengaruh El Nino terasa juga di pulau Jawa dan Sulawesi.

Sebaliknya ketika La Nina, kolam panas bergeser masuk ke daerah Indonesia timur, sehingga curah hujanya di atas normal. Demikian juga anginya bertiup ke arah Indonesia.
Pengaruh La Nina biasanya terasa juga di pulau Jawa dan Sulawesi.

Faktor Penyebab
•    Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
•    Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal.
•    Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
•    Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.

Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global
a) Angin pasat timuran melemah
b) Sirkulasi Monsoon melemah
c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab.
Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.
Disektor irigasi, hasil kajian menyebutkan bahwa kondisi beberapa DAS di Indonesia cukup kritis dan jumlahnya semakin banyak, khususnya di Jawa. Berdasrkan analisis terhadap data debit minimum dan maksimum dari 52 sungai yang tersebar di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke terlihat bahwa jumlah sungai yang debit minimumnya berpotensi untuk menimbulkan masalah kekeringan meningkat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa daerah aliran sungai di wilayah Indonesia setelah tahun 1990- banyak yang sudah mengalami degradasi sehingga adanya penyimpangan iklim dalam bentuk penurunan atau peningkatan hujan jauh dari normal akan langsung menimbulkan penurunan atau peningkatan yang tajam dari debit minimum atau debit maksimum (kekeringan hidrologis).
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro Budiati Harijono, mengemukakan, dampak El Nino akan dirasakan signifikan di Indonesia hanya dengan satu syarat, yakni jika suhu permukaan laut Indonesia yang mendingin. Sesuai dengan teori hukum fisika dasar, angin berembus dari daerah yang bertekanan udara tinggi (lebih dingin) ke daerah bertekanan udara rendah (lebih panas).
Karena suhu permukaan laut di Pasifik menghangat atau naik yang berarti bertekanan rendah, maka jika daerah-daerah di sekitar Pasifik (termasuk Indonesia) memiliki suhu muka laut yang dingin, maka angin termasuk uap air dari Indonesia akan ditarik ke Pasifik. Akibatnya tentu saja bisa diketahui, yakni terjadinya musim kemarau yang sangat kering.
Namun, dampak ini tidak akan berlaku, jika suhu permukaan laut Indonesia juga menghangat. “Jadi kalau dua-duanya menghangat, berarti tidak terjadi perbedaan tekanan udara. Jadi, meskipun El Nino kuat, tidak akan berpengaruh signifikan untuk Indonesia,” katanya.
BMKG memprediksi periodidasi kekuatan El Nino. Untuk bulan Juli hingga Agustus 2009, El Nino masuk kategori lemah, bulan September, Oktober, dan November 2009 kategori moderate (sedang), dan Desember 2009 sampai Januari 2010, kekuatan El Nino akan mencapai puncaknya dengan kategori kuat.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru – ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8 kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.
Ketika La Nina kolam panas (bagian laut yang suhunya tinggi) bergerak masuk ke arah Indonesia bagian timur dan demikian juga anginya berhembus lebih kuat ke arah Indonesia sehingga laut di Indonesia timur meningkat suhunya, hal ini diikuti dengan penguapan yang lebih banyak dan terjadi konveksi kuat yang membentuk awan hujan (kumulus), sehingga daerah Indonesia khususnya bagian timur akan curah hujanya di atas normal.
Sebaliknya ketika El Nino kolam panasnya bergerak menjauhi Indonesia sehingga yang banyak hujan ialah di laut Pasifik, sedangkan daerah Indonesia, khususnya bagian timur curah hujanya berkurang. Indonesia mengalami kekeringan. Proses El Nino dan La Nina ini dapat diperlihatkan ada hubunganya dengan aktivitas matahari dan sinar kosmik.
Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona Nino 3.4 (anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karena sifatnya yang dingin ini, kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berbagai kawasan khatulistiwa, termasuk Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyertai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, dua “lakon” di panggung Samudera Pasifik ini sama-sama menakutkan. Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi ancaman banjir.

sumber : 
http://ojanmaul.wordpress.com/2010/01/01/dampak-el-nino-dan-la-nina-terhadap-indonesia/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080501230944AAfleQO
http://bukukita1.blogspot.com/2013/01/el-nino-dan-la-nina.html





laut

-->
Laut
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkanatau menghubungkn suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya.
Laut yang sangat luas di sebut samudera. Di dunia ini ada 4 samudera dengan luas yang berbeda-beda :
a.   Samudera Atlantik (93.400.000 km2)
b.   Samudera Hindia (74.900.000 km2)
c.   Samudera Pasifik  (179.700.000 km2)
d.   Samudera Arktik (13.100.000 km2)

           I.        Sifat-sifat air laut
1)    Salinitas (tingkat kegaraman) :


















®    Komposisi air laut :
1.    Cl : 19,35
2.   Na : 10,76
3.   Mg : 1,29
4.   S : 0,88
5.   Ca :  0,44
6.   K  : 0,38
7.    Br : 0,06
8.   C : 0,03
9.   Sr : 0,01
10.B : 0,005

®       Faktor yang mempengaruhi salinitas :
*      Jumlah  presivitasi (curah hujan)
Curah hujan naik, suhu turun
Curah hujan turun, suhu naik
*      Jumlah ppenguapan (evaporasi)
*      Banyaknya sungai yang bermuara kelaut
*      Gletser (pembekuan dan pencairan es)

2)   Suhu (termoklin)
“suhu menurun secara drastis seiring kedalaman air laut”

3)   Densitas
“suhu turun | tekanan naik | salinitas tinngi | densitas rendah ”
“suhu naik | tekanan turun | salinitas turun | densitas turun”

   II.        Klasifikasi air laut
Berdasarkan Kedalaman:

a. zona litoral yakni bagian lautan yang terletak diantara kondisi saat air laut pasang nain dan pasang surut.
b. zona neritik yakni bagian lautan yang dalamnya berkisar antar 50 -200 m. Wilayah ini dapat ditembus oleh cahaya matahari sehingga kehidupan hewan dan tumbuhan paling banyak berada di wilayah ini.
c. zona batial yakni bagian lautan yang dalamnya 15-2000 m, sehingga cahaya matahari tidak dapat menembus sampai dasar laut. Beberapa jenis binatang yang masih bisa hidup di wilayah ini, tetapi tumbuhan jauh berkurang dibanding zona neritik.
d. Zona abisal yakni bagian lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m, suhu di wilayah ini sangat rendah, sehingga sudah tidak ada lagi tumbuhan. Beberapa hewan laut ada yang mampu hidup di wilayah ini.
Berdasarkan genesanya (cara terjadi) :

a.Laut Transgresi yaitu laut yang terjadi karena dataran rendah tergenang air
akibat naiknya permukaan air laut.
b.Laut Ingresi adalah laut dalam yang terjadi karena dasarnya mengalami penurunan
c.Laut regresi, laut yang terjadi karena penyempitan luas permukaan laut akibat pengendapan atau sedimentasi hasil erosi, baik oleh gerakan laut maupun gerakan sungai yang bermuara di sekitarnya.

Berdasarkan letaknya :
a.Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua, Laut ini seolah – olah terpisah dari samudra yang luas karena terhalang oleh gugusan pulau atau Jazirah
b.Laut pertengahan ialah laut yang terletak antara dua benuaatau lebih. Laut ini memiliki gejala – gejala gunung api.
c.Laut pedalaman ialah laut yang terletak di tengah – tengah benua atau hampir seluruhnya dikelilingi daratan.


berdasarkan bagian – bagiannya :
a.Continental Shelf suatu dasar laut yang lerengnya landai dengan kemiringan rata – rata 0,4% dan berbatasan langsung dengan daratan.
b.Continental Slope adalah dasar laut Continental Shelf ke arah laut dengan lereng agak terjal yaitu 45o - 60o. Kedalamannya antara 200 – 2.2500 meter.
c.Deep Sea Plain meliputi 2/3 dari seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman 2.000 – 6.000 meter.
d.The Deeps merupakan dasar laut dengan ciri adanya trog dan mencapai kedalaman > 6.000 meter.


Sumber :
·         kitaorangindonesia.blogspot.com
·         http://iqbalmedana.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-laut-berdasarkan-proses.html
·         rangkuman catatan